5


SELAMAT DATANG DI BLOGNYA SYAHRIL_MILAN SEMOGA ANDA PUAS KARENA KEPUASAN ANDA ADALAH TUJUAN KAMI DAN JANGAN LUPA UNTUK BERKUNJUNG KEMBALI DI BLOG INI

Senin, 12 April 2010

Ayo Hentikan penggunaan Wadah Plastik



Plastik sudah menjadi bagian kehidupan manusia sehari-hari. Hampir setiap kesempatan kita bersentuhan dengan barang maupun piranti terbuat dari bahan yang memiliki nama ilmiah polimer ini. Sebagai pengemas, baik yang bersifat fleksibel maupun kaku, plastik memiliki banyak keunggulan dibandingkan pengamas lain yang terbuat dari logam, gelas, keramik maupun kertas. Plastik jauh lebih ringan, kuat, dan aman sebagai pengemas makanan karena relatif tahan dengan bahan kimia, air maupun impak atau kejut. Harganya pun murah.

Pertanyaannya sekarang, apakah semua plastik aman? Ternyata tidak. Menurut Ir. Wawas Swathatafrijiah dari Sentra Teknologi Polimer Kementrian BPPT, secara umum plastik memang aman sebagai pengemas makanan, asalkan dibuat sesuai ketentuan yang berlaku.

Sebagai pengemas makanan, harus dipilih plastik yang terbuat dari bahan virgin atau bukan plastik daur ulang. Selain itu tidak mengandung bahan tambahan yang melebihi batas ambang yang ditentukan, harus memiliki ketahanan kimia yang tinggi dan dibuat dengan proses yang baik.

Di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, regulasi plastik sebagai pengemas makanan sangat ketat. Merujuk pada aturan FDA, pengemas makanan yang aman biasanya ditandai dengan gambar garpu gelas pada kemasan. Tanpa mengecilkan negara berkembang termasuk Indonesia, harus diakui bahwa pengawasan terhadap kualitas plastik sebagai pengemas makanan masih amat longgar. Plastik daur ulang "ceban dapet tiga" marak beredar di masyarakat. Tentu saja kelayakan maupun mutunya tidak terjamin.

Wawas menambahkan, banyak plastik yang dalam proses pembuatannya tercampur berbagai bahan kimia seperti monomer dan plasticizer. Beberapa diantaranya berbahaya bagi kesehatan manusia. Contoh monomer berbahaya adalah vinil klorida, stiren, akrilonitril. Sedangkan plasticizer yang seharusnya tidak mencemari kemasan adalah DBP dan DEHP.

Ingat Tanda Gelas Garpu

Ahli Pangan dari Institut pertanian Bogor (IPB), DR. Yadi Hariadi, mengingatkan tentang migrasi atau perpindahan zat kimia dalam kemasan plastik ke makanan yang bisa membahayakan kesehatan. Bila ada kontak antara plastik dengan makanan yang dikemas (khususnya makanan cair atau semi basah), maka dapat terjadi perpindahan bahan-bahan kimia seperti monomer dan plasticizer tadi ke dalam makanan.

Dalam jangka waktu lama dan bila terjadi secara terus menerus, dapat menimbulkan gangguan pada kesehatan kita. Beberapa zat kimia itu terbukti dapat memicu penyakit seperti kanker.

Ada dua faktor dominan yang memicu migrasi, yaitu panas, minyak, dan waktu. Semakin tinggi suhu, proses migrasi makin cepat dan makin banyak. Minyak termasuk bahan yang cepat melarutkan komponen-komponen plastik, oleh karena itu berhati-hati bila menyimpan makanan yang mengandung minyak dalam kemasan plastik apalagi dalam waktu lama. Semakin lama kontak antara makanan dan kemasan, maka semakin banyak komponen yang bermigrasi.

Bagaimana kita memilih wadah atau kemasan plastik yang aman?

*
Perhatikan logo di balik kemasan. Pilih kemasan yang bertuliskan food save atau food grade, atau gambar garpu gelas.
*
Gunakan wadah plastik yang disertai jaminan mutu dan keamanan pangan dari lembaga berwenang, baik di negara asal atau di Indonesia
*
Lebih baik memilih kemasan dari merek yang sudah dipatenkan.
*
Jangan tergiur dengan harga murah, tetapi pilihlah yang tidak menimbulkan risiko bagi kesehatan dan keselamatan keluarga (kesehataan anak-anak di masa depan)
*
Bila membeli makanan cair dalam kemasan plastik, belilah yang kemasannya PET, LDPE, HDPE, dan PP serta memiliki logo food grade (gambar gelas dan garpu)
*
Jangan sekali-kali membeli makanan cair panas berminyak seperti bakso yang dikemas dalam kantong plastik.
*
Jangan dibiasakan membungkus makanan goreng-gorengan dalam kantung plastik kresek apalagi yang berwarna hitam (berwarna). Lebih baik membawa wadah sendiri. Apabila terpaksa, pilih kantong plastik yang bening karena lebih minimal zat additif.
*
Upayakan tidak mewadahi bahan cair yang bersifat asam dalam wadah plastic.

0 komentar:

Posting Komentar

Sponsors

Login |
Google Translate
Arabic Korean Japanese Chinese Simplified Russian Portuguese
English French German Spain Italian Dutch