5


SELAMAT DATANG DI BLOGNYA SYAHRIL_MILAN SEMOGA ANDA PUAS KARENA KEPUASAN ANDA ADALAH TUJUAN KAMI DAN JANGAN LUPA UNTUK BERKUNJUNG KEMBALI DI BLOG INI

Rabu, 27 Oktober 2010

Rivaroxaban, Obat Paling Inovatif



Obat anti penggumpalan darah Rivaroxaban mendapat penghargaan sebagai obat paling inovatif dalam Internasional Prix Galien 2010. Obat produksi Bayer Schering Pharma ini menyisihkan lima pesaingnya termasuk Iressa buatan AstraZeneca dan Erbitux dari Merck Serono. Rivaroxaban sebelumnya juga dianugerahi penghargaan Prix Galien di tingkat nasional di Belgia, Perancis dan Swiss.

Prix Gallen Award memberi penghargaan atas pencapaian luar biasa dalam meningkatkan kesehatan melalui pengobatan inovatif dan dianggap setara dengan hadiah Nobel dalam bidang penelitian biofarmasi. Komite Penghargaan Internasional Prix Galien 2010 terdiri atas para pemenang hadiah Nobel, dipimpin oleh Gerald Weissmann, M.D., Professor Reumatologi dan Direktur Pusat Studi Bioteknologi, Fakultas Kedokteran di Universitas New York.

“Kami sangat senang menerima penghargaan ini dan merasa terhormat atas pengakuan komite yang mendunia ini. Diberi Penghargaan Internasional Prix Galien untuk Best Pharmaceutical Agent menggarisbawahi usaha kami untuk inovasi yang merupakan karakter fokus dari perusahaan kami”, komentar Dr. Marijn Dekkers, Pimpinan Dewan Manajemen Bayer AG melalui siaran persnya.

Rivaroxaban adalah antikoagulan oral baru yang ditemukan di laboratorium Bayer Schering Pharma Wuppertal di Jerman, dan dikembangkan bersama-sama antara Bayer HealthCare dan Johnson & Johnson Pharmaceutical Research & Development, L.L.C.

Pada studi klinis, Rivaroxaban secara konsisten menunjukkan efikasi yang superior dibandingkan enoxaparin dalam pencegahan penggumpalan darah di vena (VTE) pada pasien dewasa yang menjalankan operasi penggantian sendi panggul atau lutut.

Obat ini memiliki cara kerja yang cepat dengan respon dosis yang dapat diperkirakan dan dengan bioavailabilitas yang tinggi, tidak diperlukan pengawasan atas pengentalan darah, dan juga dengan potensi terbatas terhadap interaksi dengan makanan dan obat-obatan.

Rivaroxaban dipasarkan dengan nama dagang Xarelto® untuk pencegahan VTE pada pasien dewasa yang menjalankan operasi penggantian sendi panggul atau lutut, dan obat ini merupakan anti koagulan oral pertama yang telah secara konsisten menunjukkan efikasi yang superior dibandingkan dengan enoxaparin untuk indikasi ini.

Rixaroxaban telah disetujui penggunaannya di lebih dari 100 negara di seluruh dunia dan telah diluncurkan dengan sukses di lebih dari 75 negara. Program percobaan klinis yang banyak mendukung Rivaroxaban telah menjadikan obat ini menjadi obat oral Faktor Xa langsung yang paling banyak dipelajari di dunia pada saat ini.

Lebih dari 65,000 pasien terlibat pada program pengembangan klinis Rivaroxaban, yang mengevaluasi produk untuk pencegahan dan pengobatan untuk jangkauan luas dari kelainan penggumpalan darah akut dan kronis, termasuk pencegahan stroke pada pasien dengan atrial fibrilasi, pencegahan sekunder dari sindrom koroner akut, dan pencegahan VTE pada pasien yang harus dirawat di rumah sakit.

Penghargaan Prix Galien 2010 juga diberikan kepada Firazyr (icatibant) yang diproduksi oleh Shire Pharmaceuticals untuk kategori Orphan Drug untuk pengobatan penyakit angioedema herediter pada dewasa. Penyakit keturunan ini merupakan suatu kelainan sistem kekebalan, yang menyebabkan pembengkakan jaringan secara tiba-tiba.

(Sumber : kompashealth)

Rabu, 20 Oktober 2010

Tidur Sehat Cukup 5 Jam


Siapa bilang kebiasaan tidur kurang dari tujuh atau delapan jam akan memperburuk kualitas kesehatan dan memperpendek usia? Riset terbaru tentang hubungan durasi tidur dan kematian menunjukkan, mereka yang biasa beristirahat selama lima jam setiap hari memiliki daya tahan hidup (survival) yang baik.

Kajian para ilmuwan di University of California San Diego School of Medicine selama 14 tahun terhadap 450 responden wanita berusia 50 hingga 81 menunjukkan, mereka yang memiliki kebiasaan tidur selama lima hingga 6,5 jam memiliki usia yang cukup panjang.

Studi terbaru yang dimuat jurnal Sleep Medicine ini berbeda dengan laporan riset sebelumnya. Awal tahun ini, studi berskala besar di Amerika mengindikasikan bahwa tidur kurang dari tujuh jam berkaitan dengan risiko penyakit jantung. Bahkan kajian lain menyebutkan, mereka yang tidur kurang dari enam setengah jam lebih mungkin meninggal sebelum usia 65 tahun.

"Yang mengejutkan adalah ketika tidur diukur secara obyektif, survival terbaik di antara wanita diperoleh dari mereka yang tidur selama lima hingga 6,5 jam. Wanita yang tidur kurang dari lima jam atau yang lebih dari 6,5 jam kecil kemungkinannya untuk bertahan hidup selama 14 tahun penelitian," ujar Daniel Kripke, Profesor Psikiatri dari University of California San Diego School of Medicine.

Dalam risetnya, Daniel dan timnya melakukan pendekatan berbeda. Mereka tidak melakukan pengukuran tidur dengan cara monitoring akitivitas seperti riset-riset sebelumnya. Namun, mereka lebih mengutamakan wawancara mengungkap kebiasaan tidur pada responden.

Prof Kripke bilang, penelitian ini semestinya dapat memupus kekhawatiran mereka yang merasa tidurnya tidak cukup. "Ini berarti bahwa wanita yang tidur hanya lima hingga 6,5 jam tak perlu khawatir lagi karena jumlah tidur ini terbukti konsisten dengan kelangsungan hidup yang sangat baik," ujarnya.
Kenapa Perempuan Ingin Dipeluk Usai Bercinta?


Bukan rahasia lagi kalau kebanyakan perempuan merasa lebih senang dipeluk dan dimanja setelah bercinta. Sementara pria cenderung ingin bersantai dengan mengisap rokok atau sekadar minum.
"Perempuan lebih menitikberatkan pada lima hal yakni; mengobrol secara intim, berciuman, belaian dan pelukan, menyatakan cinta pada pasangan, dan bicara kelanjutan hubungan setelah seks."

Mengapa keduanya bisa berperilaku berbeda seusai bercinta? Para ilmuwan di AS mengungkapkan alasan di balik fenomena tersebut.

Sebuah riset terbaru tentang perilaku setelah bercinta mengindikasikan bahwa perempuan ternyata memiliki inisiatif lebih besar untuk menjalin ikatan dan keintiman, baik dalam konteks hubungan sesaat maupun jangka panjang.

Sementara para pria cenderung terjebak dalam perilaku "menghargai secara ekstrinsik", atau menambah peluang melakukan seks berikutnya.

"Kebanyakan studi psikologi evolusioner tentang reproduksi manusia terfokus pada apa yang terjadi sebelum dan menjelang hubungan seks. Tetapi strategi reproduktif tak berhenti setelah hubungan badan. Dan, hal itu mungkin memengaruhi secara langsung perilaku spesifik pasca-hubungan seks," ujar penulis riset, Susan Hughes.

Hughes mengatakan, ada sejumlah elemen dalam proses reproduksi setelah peristiwa itu terjadi. Elemen tersebut termasuk bonding (ikatan), niat berhubungan selanjutnya (dan kemungkinan melakukan aktivitas seksual berikutnya), penyimpanan dan kompetisi sperma, menjaga pasangan, dan kemungkinan pembuahan.

"Kami menduga, pertimbangan antara pria dan perempuan pasca-hubungan badan sedikit berbeda akibat berpencarnya strategi reproduksi," kata Hughes yang melakukan kajian dengan cara mewawancarai 170 orang.

"Dibandingkan lelaki, kaum perempuan lebih menitikberatkan pada lima hal, yakni ngobrol secara intim, berciuman, belaian dan pelukan, menyatakan cinta pada pasangan, serta bicara kelanjutan hubungan setelah seks," ujar Hughes.

"Hal berbeda ditunjukkan pria yang mengutamakan meraih penghargaan ekstrinsik setelah ngeseks (seperti minum atau merokok, makan atau menanyakan kesukaan pasangan). Pria juga lebih mementingkan berlanjutnya aktivitas seksual ketimbang perempuan," tambahnya.

Menurut kajian yang dipublikasi Journal of Sex Research ini, pria juga lebih suka mengawali ciuman sebelum bercinta, sedangkan perempuan justru senang mengawalinya seusai bercinta.

Selain itu, kaum Hawa menilai pembicaraan intim dan diskusi tentang hubungan lebih penting dibahas sebelum melakukan seks ketimbang sesudahnya. Sementara pria beranggapan tidak ada bedanya antara sesudah atau sebelum ngeseks.

Satu-satunya hal yang seragam antara pria dan perempuan adalah keduanya sama-sama menganggap penting untuk mengatakan "I love you" kepada pasangan setelah bercinta.
Seks Kurangi Risiko Sakit Jantung & Kepala

Sebuah penelitian menyebutkan, aktivitas seksual pada pria dan wanita, terbukti mampu menaikkan level testosteron. Pada wanita kenaikan testosteron semakin memudahkan mereka mengalami orgasme, meningkatkan rasa percaya diri, dan membuat mereka jadi semakin terlihat seksi.

Hormon testosteron merupakan hormon yang berperan penting dalam perkembangan dan pemeliharaan karakteristik maskulin pada laki-laki. Meski begitu, kaum hawa pun memiliki hormon "laki-laki" ini meski jumlahnya tak banyak.

Selanjutnya penelitian pun membuktikan, tingkat hormon testosteron meninggi secara signifikan setelah seseorangbaik wanita maupun priaberpelukan, bermesraan ataupun bersanggama. Jadi pada riset ini, para responden diminta mengisi kuesioner setelah yang bersangkutan melakukan aktivitas seks; termasuk soal orgasme, tingkat hasrat seksual, dan perasaan yang mereka rasakan setelah bersanggama.

Studi mencatat tingkat testosteron pada responden sebelum dan sesudah berpelukan dan berhubungan seksual berbeda secara signifikan. Levelnya semakin naik. Semakin tinggi tingkat testosteron, orgasme pada wanita akan semakin baik, dan perasaan seksi semakin meningkat pada hari berikutnya.

Wanita juga umumnya merasa lebih seksi karena seks rutin membuat tubuhnya kencang dan bugar. Jangan lupa bahwa aktivitas seksual pada dasarnya hampir sama dengan olahraga. Energi yang dibuang bisa sebanyak 200 kalori/jam. Setara dengan berlari selama 15 menit atau berenang sebanyak 10 menit. Denyut nadi bisa mencapai 70-150 per menit yang berarti masuk pada zona target latihan yang disarankan agar tujuan berolahraga tercapai maksimal.

Kontraksi otot saat berhubungan intim juga bisa melatih bagian tulang pinggul, paha, bokong, lengan, leher dan dada. Seks juga meningkatkan produksi testosteron untuk menguatkan tulang dan otot. Sebuah majalah tentang perkawinan pernah memberi julukan ranjang sebagai alat fitness yang hebat dan murah.

Usir sakit kepala

Disamping menjaga kebugaran lewat asupan makanan, seks yang teratur ternyata dapat membuat tubuh menjadi lebih fit. Badan pun menjadi bugar dan muka tampak berseri-seri. Yang dimaksud seks teratur adalah hubungan intim yang dijalankan secara rutin, seperti setiap 3 hari sekali atau seminggu sekali yang dilakukan tanpa paksaan alias suami dan istri memang sama-sama menginginkannya.

Para peneliti di Universitas Queen di Belfast, Irlandia juga yakin seks tak sekadar pemuas kebutuhan, tapi juga salah satu usaha untuk tetap hidup sehat. Beberapa keuntungan sehat yang didapat dari bercinta secara rutin, setidaknya sekali seminggu, mengurangi risiko terkena serangan jantung dan menjadi langsing.

Seks rutin juga mengurangi depresi dan rasa sakit di kepala. Ini karena umumnya sebelum orgasme, hormon oksitoksin akan meningkat 5 kali lebih tinggi dari biasanya. Hal ini membuat tubuh melepaskan hormon endorfin yang mengurangi rasa sakit di kepala. Seseorang yang melakukan seks sekali atau dua kali dalam seminggu akan meningkatkan antibodi yang biasa disebut imunoglobulin A hingga 30%. Antibodi ini akan memperkuat sistem imun tubuh Anda.

Lantaran itu, jika suami/istri mulai bersikap dingin pada kegiatan seksual, lebih baik segera dicari penyebabnya. Bagi wanita, dingin terhadap seks bisa disebabkan berbagai hal, di antaranya:

* Rasa marah sering menyebabkan istri tak ingin bersentuhan dengan suaminya. Hal ini dilakukan semata untuk memperingatkan suami bahwa ia sedang marah padanya. Taktik untuk menghadapinya, cobalah cari tahu apa yang membuatnya marah. Ajaklah istri bicara dalam suasana relaks. Jika permasalahannya sudah mencair, istri tak akan keberatan kok bila diajak bercinta kembali. Malah, kalau suami bisa mengambil hati, istri bisa lebih "hot" dari biasanya.

* Kelelahan . Perannya sebagai ibuapalagi yang juga sekaligus bekerjakerap membuat istri menjadi cepat lelah. Ada baiknya suami menawarkan bantuan untuk meringankan pekerjaan rumah. Biarkan istri beristirahat tanpa perlu melakukan pekerjaan rumah. Hal ini bisa membuatnya merasa dicintai dan dihargai. Sebagai imbalannya, istri pasti akan melakukan apa pun untuk suami. Termasuk ajakan bercinta.

* Merasa tak seksi . Tubuh bisa jadi hal yang paling sensitif bagi wanita. Lantaran itu, perasaan tak seksi kerap menjadi pengganjal hubungan intim. Ups , jangan-jangan Anda pernah nyeletuk tentang perubahan tubuhnya. Tampaknya sederhana, tapi bisa sangat sensitif lo! Berikan dorongan untuknya. Inilah waktunya bagi Anda menunjukkan perhatian. Beritahukan pada pasangan bahwa dengan tubuh seperti itu ia sudah cukup menarik. Lebih baik lagi Anda menggugahnya untuk sama-sama berolahraga.

Nah, bagi pria, ketidakpedulian terhadap seks dapat disebabkan:

* Banyak pikiran . Suami yang sedang banyak beban pikiran karena pekerjaan atau tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga sering menolak untuk berhubungan intim. Bukan karena ia tak peduli pada istri, tapi gairahnya menjadi hilang karena begitu banyak yang bertumpuk di kepalanya.

* Jenuh . Salah satu alasan mengapa pria surut keinginan bercintanya karena ia mulai bosan pada aktivitas seks yang begitu-begitu saja. Pria senang dengan tantangan baru. Bila tak ada pembaharuan dalam aktivitas seks, ia menganggap seks tak ubah hanya sebagai kegiatan intim yang membosankan. Sayangnya, mereka kerap kali enggan atau gengsi mengutarakannya pada istri karena takut ide-idenya ditolak. Istri dapat memberi solusi dengan berinisiatif menggunakan tempat atau posisi seks yang berbeda. Bulan madu kedua bisa jadi pilihan yang tepat. Melakukan foreplay yang variatif juga bisa menjadi pilihan.
Pabrik AstraZaneca Siap Beroperasi


Pabrik pengemasan obat tablet milik PT AstraZeneca siap beroperasi dengan target ekspor ke beberapa negara Asia dan Australia. Pada tahap awal, pabrik yang berlokasi di Cikarang, Jawa Barat ini berkapasitas produksi 100 juta butir obat pertahun dan akan ditingkatkan hingga 400 juta butir obat pertahunnya.

Peresmian pabrik tersebut dilakukan Menteri Kesehatan RI Endang Rahayu Sedyaningsih, Selasa (5/10/2010) dengan dihadiri perwakilan kedutaan Inggris dan Swedia. Dalam sambutannya, Menkes mengharapkan AstraZeneca akan memperluas cakupan produksinya tidak hanya dalam pengemasan saja.

"Pemerintah berharap, persiapan seluruh industri termasuk farmasi menyambut pasar bebas bisa memberi manfaat optimal bagi lebih banyak masyarakat Indonesia," kata Menkes saat menyampaikan sambutannya.

Terkait kefarmasian, Menkes menjelaskan pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan seperti Perpres RI No.77 tahun 2007 dan Perpres RI No.111 tahun 2007 tentang daftar bidang usaha yang tertutup dan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan di bidang penanaman modal dan peraturan Menkes No.1010 tahun 2008 tentang registrasi obat.

Melalui peraturan itu, diharapkan produk obat yang beredar memenuhi persyaratan keamanan, khasiat dan mutu, meningkatkan kemandirian produksi obat dalam negeri.

Sementara itu Presiden Direktur AstraZeneca Indonesia, Wonbae Lee mengatakan pembukaan pabrik pengemasan ini merupakan bentuk komitmen jangka panjang. "Ini baru langkah awal, ke depan kami ingin melakukan kolaborasi riset dengan pemerintah," katanya.

Pada tahun 2009, penjualan AstraZeneca di seluruh dunia mencapai 328 miliar dollar Amerika dan tiap tahunnya berinvestasi lebih dari 4 miliar dollar AS untuk riset.
Triklosan Bikin Bakteri Kebal Obat


Kebersihan gigi dan mulut sangat penting untuk menunjang kesehatan gigi dan juga jantung. Tapi sebaiknya Anda berhati-hati dalam memilih pasta gigi karena kandungan antibakteri yang terdapat dalam produk pembersih gigi ini justru bisa menyebabkan bakteri semakin kebal obat.

Komite ilmiah untuk keamanan produk Eropa (SCCS) baru-baru ini meminta warganya berhati-hati terhadap produk antibakteri yang sering ditambahkan dalam pasta gigi, seperti triklosan. Menurut mereka, triklosan justru menyuburkan penyebaran bakteri yang kebal terhadap antibiotik. Oleh karena itu SCCS mengatakan perlu dilakukan kajian kembali terhadap keamanan triklosan, yang juga dipakai secara luas dalam produk sabun cuci tangan dan kosmetik.

Triklosan sendiri sudah dikembangkan sejak 50 tahun lalu dan pertama kali dipakai dalam produk penggosok pembedahan. Triklosan juga telah terbukti mampu mengurangi bakteri dan jamur, termasuk mencegah penyakit gusi dan plak pada gigi.

Penggunaan triklosan dalam berbagai produk terus meningkat. Center for Disease Control and Prevention, AS, melaporkan, triklosan ditemukan dalam urin 75 persen dari populasi orang Amerika. Kondisinya tak jauh berbeda dengan di Inggris dan Eropa.

Penelitian laboratorium menunjukkan, triklosan bisa memicu mutasi genetik pada bakteri sehingga mereka mampu melindungi diri dan menjadi kebal. Yang menarik, "ilmu" perlindungan diri ini akan ditularkan kepada bakteri lain sehingga koloni yang kebal pada triklosan semakin banyak. Pada akhirnya hal ini bisa membuat antibiotik menjadi tidak mempan lagi mengobati penyakit.

Penelitian juga menunjukkan terjadinya mutasi bakteri E.coli, salmonela dan listeria, dengan tingkat kekebalan yang berbeda pada triklosan. Beberapa jenis bakteri super (superbug) yang tidak mempan antibiotik (MRSA) juga ternyata kebal terhadap triklosan.
Inilah 8 Tipe Virus Pemicu Kanker Serviks


Para ilmuwan berhasil mengidentifikasikan delapan tipe virus HPV (human papiloma virus) yang menjadi penyebab lebih dari 90 persen dari kanker serviks (leher rahim) di seluruh dunia.

Identifikasi terhadap delapan virus ini akan membuka jalan bagi pengembangan vaksin pencegah salah satu jenis kanker yang paling banyak diderita perempuan di dunia dan diperkirakan menewaskan 328.000 orang pada 2010.

Dalam riset berskala besar selama 60 tahun dengan mengkaji 10.575 kasus kanker leher rahim di 38 negara, kelompok ilmuwan yang dipimpin Silvia de Sanjose dari Institut Onkologi Catalan di Barcelona menganalisa berbagai tipe HPV yang paling sering memicu kanker serviks.

Hasil kajiannya, yang dipublikasikan jurnal kesehatan The Lancet, menunjukkan bahwa delapan tipe HPV yakni tipe 16, 18, 45, 33, 31, 52, 58, dan 35 (diurutkan berdasarkan tipe yang paling berpengaruh) ’bertanggung jawab’ terhadap lebih dari 90 persen kasus kanker serviks.

Sejauh ini, dua perusahaan besar yakni GlaxoSmithKline (GSK) dan Merck&Co telah menciptakan vaksin HPV. Vaksin Cervarix buatan GSK dan Gardasil keluaran Merck mampu mencegah HPV tipe 16 dan 18, dan melalui proteksi silang juga dapat melindungi terhadap tipe 31 dan 45.

Banyak negara kaya memulai program imunisasi HPV dengan menyuntik perempuan sebelum mencapai usia puber, tetapi vaksin tersebut secara umum masih mahal dan belum dapat diakses wanita di negara-negara miskin.

Sanjose mengatakan, hasil temuan ini menegaskan alasan betapa pentingnya pencegahan kanker leher rahim melalui vaksin yang ada saat ini dan membantu pengembangan vaksin generasi kedua melawan berbagai tipe HPV lainnya.

Sekitar 80 persen kasus kanker leher serviks saat ini terjadi di negara berkembang dan penyakit tersebut disebabkan virus yang menular lewat perilaku seks berisiko tinggi.

Dari 118 tipe HPV yang teridentifikasi para ilmuwan, sekitar 40 tipe menginfeksi alat kelamin dan 12 tipe lainnya yang diketahui menyebabkan kanker. Dalam kajian terhadap kasus-kasus kanker di Eropa, Amerika Utara, Amerika Selatan bagian tengah, Afrika, Asia , dan Oseania tersebut, para peneliti juga telah mengidentifikasi beberapa HPV tipe langka seperti tipe 26, 30, 61, 67, 69, 82, dan 91 -- yang juga akan menyebabkan kanker leher rahim, tetapi hanya menyebabkan sekitar satu persen dari semua kasus yang ada.
Klorofil, Si Hijau Pencegah Penyakit


Beruntunglah mereka yang gemar menyantap sayuran hijau. Sumber pangan rendah lemak dan kaya serat ini memiliki banyak khasiat kesehatan karena mengandung zat gizi dan non gizi yang sangat dibutuhkan tubuh, salah satunya adalah klorofil, pigmen pemberi warna hijau pada tanaman.

Dalam kehidupan sehari-hari, klorofil telah menjadi barang konsumsi yang akrab bagi kesehatan kita. Mulai dari sayur mayur yang kita makan, pewarna yang aman untuk makanan dan minuman tradisional, hingga pewarna alami untuk tenun dan batik.

Dalam dunia kesehatan, klorofil kini dikembangkan sebagai salah satu suplemen untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Bahkan peranan klorofil kini terus dikembangkan dalam terapi tumor dan kanker. Banyak hasil penelitian menunjukkan klorofil mempunyai sifat antimutagenik (mencegah penyebaran gen penyebab kanker).

Menurut Prof.dr.Made Astawan, Guru Besar Teknologi Pangan dari IPB, dalam bukunya Kandungan Gizi Aneka Bahan Makanan, klorofil dalam menghambat reaksi pengikatan senyawa karsinogen (penyebab kanker) dengan DNA, dan menangkal reaksi senyawa radikal. Klorofil juga dapat melindungi sistem kekebalan tubuh melalui kemampuannya meredam reaktivitas senyawa radikal.

Bila kita menelurusi situs-situs internet, cukup banyak penelitian Internasional yang membuktikan fungsi klorofil. Fungsi yang menonjol dari klorofil adalah sebagai antioksidan dan membersihkan sistem intestinal (saluran pencernaan makanan mulai dari rongga perut hingga saluran pembuangan atau anus). Klorofil juga berfungsi untuk menetralkan bau mulut, pemacu sirkulasi darah, hingga penenang otak alami.

Dr. Leenawaty Limantara, ilmuwan yang mendalami riset mengenai klorofil, mengatakan molekul klorofil memiliki kesamaan struktur dengan hemoglobin, pigmen merah dalam darah manusia. Karena itu klorofil menjadi nutrisi vital bagi tubuh manusia dan merupakan molekul yang dapat diterima oleh tubuh secara alamiah sehingga potensial meningkatkan ketahanan tubuh.

Kemampuan klorofil dalam memperkuat sistem kekebalan tubuh ini juga disebabkan oleh adanya pasokan antitumor dan antikuman untuk menghambat pertumbuhan bakteri, jamur, dan luka infeksi pada saluran cerna.

Penggunaan oral
Sebenarnya alam telah menyediakan sumber-sumber klorofil yang sangat andal dan dapat dikonsumsi secara mudah. Caranya adalah mengonsumsi sayuran hijau secara rutin. Menurut Leenawaty, katuk merupakan tumbuhan lokal asli Indonesia yang kaya akan klorofil.

Namun, proses pemasakan dan pengolahan sayuran yang tidak tepat juga bisa mengurangi nutrisi yang terdapat dalam bahan makanan. "Gangguan fungsi saluran cerna juga bisa membuat penyerapan makanan tidak baik. Tandanya bisa dilihat dari adanya sisa-sisa makanan dalam feses," kata dr.Roy Indrasoemantri, product consultant PT.Synergy Worldwide Indonesia.

Perkembangan teknologi telah membantu diciptakannya klorofil dalam bentuk suplemen berupa kapsul maupun klorofil. Di Indonesia produk klorofil cair cukup laris di pasaran. Menurut Roy, setiap bulan produk klorofil cair yang dipasarkannya terjual hingga ribuan botol.

Sifat klorofil yang tidak larut dalam air mengharuskan adanya teknik khusus agar klorofil dapat larut dalam air untuk mempermudah distribusinya dalam tubuh. Karena itu hanya produsen tertentu saja yang mampu memproduksi supleme klorofil cair.

Menurut Roy, produk suplemen klorofil yang baik mampu bercampur dengan air tanpa harus dikocok. Bila ditemukan intruksi "kocok dahulu" pada suatu kemasan klorofil cair, bisa dipastikan suplemen itu tidak murni klorofil atau masih campuran dengan senyawa lain.

"Waspadai produk yang memakai senyawa pelarut lemak. Jika dikonsumsi dalam jangka panjang, lama-lama bisa berakumulasi dalam tubuh dan mengganggu fungsi liver," kata Roy.

Suplemen klorofil murni juga tidak memiliki rasa dan aroma. Selain itu juga tidak menimbulkan rasa getir di lidah. Untuk menguji kemurnian suplemen klorofil bisa dilakukan dengan membiarkan produk tersebut di dalam gelas selama beberapa saat. Jika produk itu mengendap, artinya bukan produk murni dan jika didiamkan selama beberapa jam menjadi berbuih dan mengembang, maka produk itu sangat berbahaya.

Karena sifatnya sebagai suplemen, maka fungsi utama dari produk klorofil adalah untuk pencegahan penyakit. "Di Indonesia, produk-produk alami seperti ini sering dipakai sebagai produk alternatif untuk pengobatan penyakit, padahal fungsinya untuk pencegahan penyakit," papar Roy.

Bagi orang yang menderita sakit, menurut Roy produk klorofil boleh dikonsumsi bersama dengan obat-obatan medis. "Fungsinya sebagai suplementasi," katanya. Meski tidak menjanjikan kesembuhan, namun menurutnya jika dikonsumsi rutin produk tersebut bisa meningkatkan kebugaran dan kemajuan. "Misalnya kalau sebelumnya jalan beberapa langkah sudah terasa sesak, sekarang dada rasanya bisa lebih enak," katanya.

Ahli gizi masyarakat dari IPB, Eddy Setyo Mudjajanto, mengatakan pada dasarnya suplemen klorofil cukup aman untuk dikonsumsi. "Bila produk yang dikonsumsi adalah klorofil murni, efek sampingnya hampir tidak ada. Bila ada kelebihan dosis pun barangkali cuma 1-2 sendok saja," katanya. Kendati begitu ia menyarankan agar setiap produk suplemen diminum sesuai dengan dosis anjuran yang tertera pada kemasan.
Ada "Konspirasi" Dokter dengan Perusahaan Farmasi


Hasil riset menunjukkan, para dokter cenderung memberi resep obat buatan perusahaan farmasi yang mempromosikan produknya ke dokter bersangkutan. Alhasil, pasien harus membayar lebih biaya obat tersebut dan seringkali tidak memeroleh pengobatan yang tepat .

Fakta tersebut adalah hasil penelitian yang digagas Geoffrey Spurling dari Universitas Queensland, Brisbane, Australia. Hasil analisis terhadap 58 studi di sejumlah negara itu juga mengungkapkan bahwa informasi dari perusahaan farmasi mempengaruhi para dokter dalam menetapkan resep kepada pasiennya.

"Anda tak bisa mengatakan bahwa informasi dari perusahaan-perusahaan farmasi itu membantu peresepan obat para dokter seperti diklaim perusahaan-perusahaan farmasi itu," kata Spurling.

Klaim para dokter bahwa mereka sama sekali tidak terpengaruh oleh informasi perusahaan farmasi saat memutuskan resep obat pasiennya juga tidak terbukti daalam hasil studi itu.

"Anda patut mengatakan bahwa setidaknya pada saat tertentu, para dokter itu terpengaruh," ujar Spurling seperti dikutip Reuters.

Beberapa peneliti yang terlibat dalam riset Spurling ini merupakan anggota "Healthy Skepticism", organisasi riset, pendidikan, bantuan hukum nirlaba internasional yang dibentuk untuk membantu mengurangi bahaya informasi kesehatan yang menyesatkan bagi publik.

Laporan penelitian itu menyebutkan bahwa para dokter yang menerima penjelasan maupun informasi dari perusahaan farmasi lebih mungkin memberi resep obat produksi perusahaan farmasi bersangkutan kepada pasiennya.

Hasil 38 studi yang dilakukan juga menunjukkan adanya kecenderungan keterkaitan langsung antara informasi perusahaan farmasi itu dan peresepan obat.

Namun hasil 13 studi lainnya tidak menunjukkan adanya keterkaitan itu, kata Suprling dan anggota tim riset pimpinannya dalam laporan penelitian yang dipublikasi jurnal "Public Library of Science PLoS Medicine" tersebut.

Tidak satu pun hasil studi itu mendapati para dokter menjadi kurang sering memberi resep obat karena bahan promosi maupun informasi perusahaan farmasi.

Menanggapi hasil riset yang dilakukan di sejumlah negara, seperti Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Denmark, Prancis, Estonia, Turki dan Australia, Dr.Sid Wolfe dari kelompok advokasi, Public Citizen, mengatakan bahwa industri farmasi tidak mengeluarkan dananya berikut staf penjualan obat kalau tingkat keberhasilannya nol.

"Mayoritas dokter mendapatkan informasi tentang obat-obatan dari industri farmasi ini," katanya.

Para staf penjualan obat perusahaan farmasi ini bahkan sering membawakan makan siang ke kantor seorang dokter praktik maupun mengundang mereka ke acara-acara olah raga dan hiburan lainnya saat mereka memberikan penjelasan.

Menurut Spurling, hasil studi di Inggris terhadap lebih dari seribu orang dokter umum mendapati bahwa mereka yang lebih sering bertemu staf pemasaran obat cenderung lebih sering memberi resep-resep obat mahal. Namun, tidak ada jaminan bahwa pasien mendapatikan obat-obatan yang tepat bagi penyakitnya.

Mengutip hasil-hasil studi yang ada, Spurling mengatakan, mutu resep obat yang diberikan para dokter kepada pasiennya itu berada di bawah standar pedoman maupun rekomendasi para ahli.

Sebagai contoh, pedoman resmi di Amerika meminta para dokter menggunakan obat-obatan generik yang terlama dan termurah bagi para penderita tekanan darah tinggi dan diabetes sebelum beralih ke obat-obat paten yang lebih baru dan biasanya masuk kategori resep obat-obat berbahaya.

Temuan empiris ini mendorong para peneliti mengusulkan adanya pengaturan terhadap besaran dana yang boleh dialokasikan industri farmasi untuk kepentingan promosi produk mereka. Pada 2004 saja, perusahaan-perusahaan obat Amerika menghabiskan dana sebesar 57,5 miliar dolar AS untuk kegiatan promosi.

"Kita perlu regulasi yang lebih atas promosi obat. Kita tidak mendapati adanya manfaat apapun," katanya.

Selain itu, para dokter juga perlu mendapat informasi tentang obat dari sumber yang beragam seperti universitas dan organisasi-organisasi kredibel lainnya, katanya.

"Seorang dokter yang lain tentu mengikuti informasi terkini soal obat dari kebiasaan membaca literatur dan jurnal-jurnal ilmiah," kata Wolfe.

Kalau para dokter tak punya waktu memperoleh informasi obat dari kebiasaan membaca melainkan bergantung pada penjelasan staf penjualan perusahaan farmasi, mereka berarti bukanlah dokter yang baik, katanya.

Berkaitan dengan masalah ini, ProPublica, pendukung jurnalisme investigatif, dan sejumlah organisasi lainnya di AS membeberkan fakta bahwa tujuh perusahaan farmasi di negara adidaya itu membayar ribuan dollar AS kepada sedikitnya 17 ribu orang dokter untuk berbicara dengan sejawatnya tentang produk-produk obat perusahaan farmasi yang bermitra dengannya.
Pengobatan Varises dengan Semburan Uap

Pegal-pegal, panas dan nyeri adalah keluhan umum yang dirasakan penderita varises. Selain mengganggu penampilan, punya varises juga sering menghambat aktivitas. Kini ada cara baru menyembuhkan varises dengan semburan uap.

Varises adalah urat pada dinding yang lemah sehingga menyebabkan tonjolan di atas permukaan kulit. Tonjolan ini bisa muncul karena kebocoran katup dalam pembuluh saphenous di kaki yang mencegah aliran darah menuju jantung. Varises menyebabkan sakit, gatal dan terkadang terjadi komplikasi lain seperti eksim atau bisul.

Perempuan dua kali lebih mungkin menderita varises, karena estrogen tampaknya memiliki efek relaksasi pada dinding pembuluh darah, sehingga membuat katup lebih rentan terhadap kebocoran.

Orang yang berisiko tinggi terkena varises adalah ibu hamil, juru masak, perawat, pelayan, penata rambut dan pekerjaan lain yang mengharuskan duduk atau berdiri lama.

Dilansir dari Dailymail, Rabu (20/10/2010), peneliti dari Erasmus University, Rotterdam mengembangkan perangkat baru untuk mengobati varises, yaitu dengan semburan uap panas.

Alat sembur uap ini diberi nama Steam Vein Sclerosis (SVS). Sistem SVS terdiri dari generator uap dan handpiece yang menyuntikkan pulsa kecil atau semburan uap melalui kateter ke dalam vena.

Pada pengobatan ini, dilakukan anestesi (pembiusan) lokal, karena alat ini menghasilkan suhu hingga 120 derajat celsius untuk memanaskan pembuluh darah, sehingga menyebabkan dinding tonjolan varises runtuh. Kemudian kateter perlahan-lahan ditarik kembali untuk mengobati semua urat.

Perangkat yang lebih kecil dari batang korek api dan dapat mengeluarkan semprotan uap super panas ke dalam pembuluh darah ini merupakan pengobatan terbaru untuk mengobati varises yang menyakitkan.

Pengobatan uap ini telah terbukti efektif dalam pengurangan dan perusakan pembuluh darah yang membengkak.

Menurut peneliti, efek samping dari pengobatan ini lebih kecil ketimbang terapi lain. Peneliti juga mengatakan bahwa pengobatan dengan alat ini cukup dilakukan selama 1 minggu dengan memblokir vena tanpa ada darah yang mengalir.
Penyakit Kelamin yang Bisa Muncul di Wajah

Agar mudah diingat, infeksi menular seksual (IMS) yang menyerang daerah genital sering disebut dengan penyakit kelamin. Padahal tidak selalu demikian, sebab seringkali infeksi tersebut terjadi juga di wajah.

Penularan infeksi biasanya terjadi saat wajah terlibat kontak dengan alat kelamin. Rasa tidak nyaman sudah pasti akan dirasakan, namun infeksi penyakit kelamin tentu akan semakin memalukan apabila muncul di wajah.

Dikutip dari AskMen, Rabu (20/10/2010), beberapa jenis penyakit kelamin yang bisa muncul di wajah di antaranya adalah sebagai berikut.

Sifilis
Infeksi bakteri Treponema pallidum penyebab sifilis pada wajah ditandai dengan ruam memerah dan luka terbuka di sekitar bibir dan mulut. Ruam tersebut bisa menyebar ke seluruh tubuh dan disertai kerontokan rambut yang tidak wajar (allopecia).

Sifilis di wajah bisa menyerang pria maupun wanita melalui kontak oral-genital saat berhubungan seks. Biasanya gejala-gejala tersebut baru muncul 3 hingga 6 pekan setelah terjadi kontak fisik.

Herpes genital
Berbeda dengan kutil genital yang disebabkan oleh human papilloma virus (HPV), herpes genital disebabkan oleh herpes simplex virus (HSV) tipe 1 dan 2. Gejalanya berupa bercak berair seperti kulit melepuh di sekitar mulut, terasa sakit bila disentuh.

HSV-1 dan HSV-2 bisa menular melalui kontak langsung maupun cairan tubuh termasuh air liur. Kontak langsung bisa terjadi mealui seks oral, sementara kontak cairan tubuh bisa juga terjadi saat berciuman.

Chlamydia (Klamidia)
Infeksi bakteri chlamydia trachomatis lebih sering terjadi di daerah genital. Namun jika menyerang wajah, bakteri ini bisa mencapai mata dan menyebabkan gejala mata berwarna merah muda atau conjungtivitis yang jika tidak diobati bisa memicu kebutaan permanen.

Tidak selalu ditularkan melalui seks oral-genital, infeksi chlamydia bisa terjadi melalui kulit tangan. Setelah menyentuh alat kelamin seseorang yang terinfeksi, sebaiknya cuci tangan sebelum menyeka wajah apalagi sampai menggosok mata.

Selasa, 19 Oktober 2010

Menangani Penyakit yang Tak Bisa Disembuhkan

Orang-orang yang mengalami cobaan penyakit yang tidak bisa disembuhkan sungguh berat menjalani hidupnya. Tapi dengan pengobatan paliatif, pasien akan tetap memiliki kualitas hidup yang baik meski penyakitnya tak bisa disembuhkan.

Perawatan paliatif artinya meringankan penderitaan si pasien yang sudah sakit parah dan tidak dapat disembuhkan seperti misalnya kanker, pasien penyakit motor neuron, penyakit degeneratif saraf dan pasien HIV/AIDS. Tujuannya agar penderita dapat menjalani hari-hari sakitnya dengan tidak putus asa.

"Pasien dengan penyakit yang tidak bisa disembuhkan kebanyakan berpikir sudah tidak ada lagi yang bisa dilakukan. Untuk itulah perawatan paliatif dibutuhkan," ujar Prof Dr dr Akmal Taher, SpU(K) dalam acara seminar dan konferensi press Memperingati Hari Hospis dan Perawatan Paliatif Sedunia di Gedung A RSCM, Jakarta, Kamis (7/10/2010).

Perawatan paliatif merupakan metode yang ampuh dalam membantu pasien lepas dari penderitaannya, baik nyeri berkepanjangan ataupun keluhan lain. Kondisi ini akan membantu meningkatkan kualitas hidup pasien dan juga keluarganya.

Pada awalnya perawatan paliatif ini hanya ditujukan untuk pasien kanker (kecuali di Afrika Selatan awalnya untuk pasien HIV/AIDS). Tapi kini perawatan paliatif juga bisa digunakan untuk penyakit lain seperti paru obstruktif kronis (COPD), stroke, parkinson, gagal jantung, gagal ginjal, penyakit genetika dan juga infeksi seperti HIV/AIDS.

Seperti apa perawatan paliatif itu?

Intinya perawatan ini lebih berupa dukungan dan motivasi ke pasien. Kemudian setiap keluhan yang timbul ditangani dengan pemberian obat untuk mengurangi rasa sakit.

Perawatan paliatif ini bisa mengeksplorasi individu pasien dan keluarganya bagaimana memberikan perhatian khusus terhadap penderita, penanggulangannya serta kesiapan untuk menghadapi kematian.

Perawatan paliatif dititikberatkan pada pengendalian gejala dan keluhan, serta bukan terhadap penyakit utamanya karena penyakit utamanya tidak dapat disembuhkan. Dengan begitu pasien terbebas dari penderitaan akibat keluhan dan bisa menjalani akhir hidupnya dengan nyaman.

"Perawatan paliatif dilakukan dengan kerja sama antara dokter, perawat, terapis, sosial-media, psikolog, rohaniawan, relawan dan profesi lain yang diperlukan. Hal ini bertujuan untuk agar pasien bebas dari penderitaan, sehingga kehidupannya tetap berkualitas dan berakhir dengan tenang," ujar Prof dr R Sunaryadi Tejawinata, SpTHT(K), FAAO, PGD, PAllMed.

Lebih lanjut Prof Sunaryadi menuturkan dari tahun 1992-2010 pelayanan perawatan paliatif baru ada di 6 ibukota besar yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali dan Sulawesi Selatan.

Perawatan paliatif kebanyakan terdapat di rumah sakit pemerintah seperti RS Hasan Sadikin Bandung, RSCM, RSK Dharmais, RSU Dr Soetomo Surabaya, RS Sanglah Bali, RS Dr Wahidin Sudirohusodo Makasar dan RSUP Dr Sardjito Yogyakarta.

Sementara Prof Dr I W Suardana, SpTHT(K) menuturkan berbagai keluhan biasanya dirasakan oleh pasien perawatan paliatif ini.

Keluhan yang muncul seperti nyeri, gangguan saluran cerna (mual, muntah, diare, konstipasi), gangguan kulit (gatal, kering atau akibat berbaring terlalu lama), kelemahan umum, gangguan respirasi, kelemahan anggota gerak, gangguan saluran kemih dan juga merasa bingung.

Nah, dengan perawatan paliatif pasien diajak untuk lebih bisa menerima keadaannya sehingga masih bisa menjalani hidupnya meskipun umurnya tak lama lagi. Karena kebanyakan kualitas hidup pasien dengan penyakit tak bisa disembuhkan akan terus memburuk atau menurun jika harapan pasien tidak sesuai dengan kenyataan yang ada.

"Jadi tugas dari tim paliatif adalah memodifikasi ekspektasi dari pasien, sehingga jarak antara harapan dan kenyataannya menjadi lebih dekat. Bisa dengan cara membangkitkan spirit untuk hidup, orientasi masa depan, keimanan bahkan tentang seksualitasnya," ungkap Dr Siti Annisa Nuhonni, SpKFR(K).

Dr Nuhonni menuturkan harapan selalu ada, tapi sebaiknya tidak memberikan harapan yang palsu karena harapan juga harus disesuaikan dengan hasil pemeriksaan. Untuk itu keluarga merupakan kunci makna hidup dalam perawatan paliatif.

Tempat untuk melakukan perawatan paliatif beragam, seperti:

1. Rumah sakit, untuk pasien yang harus mendapatkan perawatan dengan pengawasan ketat, tindakan khusus atau meemrlukan peralatan khusus.
2. Puskesmas, untuk pasien yang melakukan rawat jalan.
3. Rumah singgah atau panti (hospis), untuk pasien yang tidak memerlukan pengawasan ketat, tindakan atau peralatan khusus, tetapi belum dapat dirawat di rumah karena masih memerlukan pengawasan tenaga kesehatan.
4. Rumah pasien, untuk pasien yang tidak memerlukan pengawasan ketat, tindakan atau peralatan khusus, serta keterampilan perawatan bisa dilakukan oleh anggota keluarga.


Selain mengurangi gejala-gejala yang muncul, perawatan paliatif juga memberikan dukungan dalam hal spiritual dan psikososial. Perawatan ini bisa dimulai saat diagnosis diumumkan sampai akhir hayat dari si pasien.

"Meski pasien telah meninggal dunia, perawatan paliatif tidak berhenti sampai di situ. Karena relawan paliatif juga akan memberikan dukungan moral kepada keluarga yang berduka," ujar Prof Sunaryadi.

Kamis, 14 Oktober 2010

Obat Herbal Belum Efektif Atasi Diabetes

Penarikan sejumlah obat-obat diabetes karena efek sampingnya yang merugikan tubuh membuat pasien-pasien yang selama ini bergantung pada obat-obat kimia mulai melirik obat herbal. Padahal, obat herbal dinilai belum mampu menyembuhkan penyakit diabetes.

"Obat herbal yang ada di pasaran umumnya belum diteliti dengan baik. Ada obat herbal yang baik untuk menurunkan gula darah, tapi memiliki efek samping sehingga tidak bisa dipakai menjadi obat," kata Prof Sarwono Waspadji, Divisi Metabolik-Endokrin, Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI di sela acara 19th Jakarta Diabets Meeting, Diabetes Lipid & Vascular Risks, Selasa,(28/09/10)

Menurut Sarwono, obat herbal belum mampu menyembuhkan diabetes, namun memiliki manfaat. "Biasanya obat herbal manfaatnya banyak, tapi ada risikonya. Ada (obat herbal) yang manfaatnya sedikit, namun risikonya tinggi. Ada yang tidak bermanfaat dan resikonya besar sehingga tidak bisa dipakai. Dan biasanya, manfaat dari obat herbal berasal dari placebo, " kata Prof Sarwono.

Sarwono menambahkan, obat herbal yang umumnya dipakai di masyarakat saat ini tidak ada manfaatnya, tetapi tidak memiliki resiko sehingga boleh dipakai.

“Misalnya kami pernah meneliti pare, brotowali, kemudian teh 919, tetap saja tidak ada hasilnya. Awalnya booming, semua orang pakai tapi sekarang sudah tidak ada bekasnya karena hasil blow up saja, “ kata Prof Sarwono.

Selain itu, Sarwono juga meluruskan anggapan orang yang mengira bahwa obat herbal pasti alami. “Orang berpikir bedanya yang satu kimia dan satu bukan. Padahal obat herbal juga ada unsur kimianya dan obat kimia awalnya berasal dari obat herbal yang diekstrak,” kata Prof Sarwono.

Sebelumnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) membekukan izin edar obat diabetes produksi GlaxoSmithKline (GSK) yakni Avandia, Avandamet dan Avandaryl tablet. Ketiga obat tersebut dibekukan izin edarnya dan ditarik dari peredaran karena adanya informasi dari Badan Obat Eropa (EMA) bahwa ketiganya mengandung rosiglitazone tunggal dan kombinasinya.

Penarikan didasarkan atas pertimbangan obat diabetes yang mengandung rosiglitazone dalam bentuk tunggal ataupun kombinasi dapat menyebabkan efek samping kardiovaskular berupa gagal jantung.

Menurut data Indonesian Diabetic Prevalence tahun 2006, jumlah penderita diabetes di perkotaan mencapai 8,2 juta orang sementara di pedesaan mencapai 5,5 juta orang.

Selasa, 05 Oktober 2010

Perusahaan Farmasi Harus Menjalankan Bisnis dengan Etis



Terungkapnya kartel atau pengaturan harga obat jantung oleh 2 perusahaan farmasi disesalkan banyak pihak. Dirjen Bina Farmasi dan Alat Kesehatan Kemenkes mengimbau perusahaan farmasi untuk menjalankan bisnisnya dengan etis.

Bisnis farmasi di Indonesia relatif menggiurkan, mengingat kebutuhan obat dari tahun ke tahun terus meningkat. Terlebih dengan adanya Jamsostek dan target universal coverage yang dicanangkan Kemenkes untuk tahun 2014.

Namun demikian, peluang ini kadang-kadang disalahgunakan oleh pelaku industri farmasi. Salah satunya seperti yang terungkap oleh Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) baru-baru ini.

Dalam keputusannya, KPPU menyatakan 2 produsen obat yakni Pfizer dan Dexa Medica terbukti melakukan kartel atau pengaturan harga obat jantung berbahan aktif amlodipine. Akibatnya pasien harus menanggung harga yang tidak rasional.

Praktik lain yang juga dinilai dapat merugikan pasien adalah promosi obat yang tidak rasional. Masyarakat sering khawatir, jangan-jangan perusahaan farmasi membebankan biaya produksi itu pada harga obat sehingga menjadi mahal.

Meski promosi obat sudah diatur dalam Permenkes No. 386/1986, namun dalam praktiknya Kemenkes tidak memiliki aturan yang membatasi biaya promosi oleh produsen obat. Dikhawatirkan harga obat menjadi mahal bukan hanya karena untuk membiayai riset dan produksi, melainkan lebih banyak untuk membiayai promosi yang tidak rasional.

Praktik-praktik semacam ini membuat prihatin Dirjen Bina Farmasi dan Alat Kesehatan, Sri Indrawati, MSi, Apt. Ia berharap agar perusahaan farmasi tidak mencari laba dengan mengorbankan pasien.

"Tentunya kita harapkan semua produsen farmasi yang berproduksi dan memasarkan produknya di Indonesia untuk menjalankan bisnis dengan etis," ungkapnya dalam peresmian pabrik PT AstraZeneca Indonesia di Cikarang, Bekasi, Selasa (5/10/10).

Sponsors

Login |
Google Translate
Arabic Korean Japanese Chinese Simplified Russian Portuguese
English French German Spain Italian Dutch