5


SELAMAT DATANG DI BLOGNYA SYAHRIL_MILAN SEMOGA ANDA PUAS KARENA KEPUASAN ANDA ADALAH TUJUAN KAMI DAN JANGAN LUPA UNTUK BERKUNJUNG KEMBALI DI BLOG INI

Rabu, 31 Maret 2010

Adakah obat untuk HIV?

Adakah obat untuk HIV?
Tidak. Tidak ada obat yang dapat sepenuhnya menyembuhkan HIV/AIDS. Perkembangan penyakit dapat diperlambat namun tidak dapat dihentikan sepenuhnya. Kombinasi yang tepat antara berbagai obat-obatan antiretroviral dapat memperlambat kerusakan yang diakibatkan oleh HIV pada sistem kekebalan tubuh dan menunda awal terjadinya AIDS.

Jenis pengobatan dan perawatan apakah yang tersedia?

Pengobatan dan perawatan yang ada terdiri dari sejumlah unsur yang berbeda, yang meliputi konseling dan tes mandiri (VCT), dukungan bagi pencegahan penularan HIV, konseling tindak lanjut, saran-saran mengenai makanan dan gizi, pengobatan IMS, pengelolaan efek nutrisi, pencegahan dan perawatan infeksi oportunistik (IOS), dan pemberian obat-obatan antiretroviral.

Apakah obat anti retroviral itu?

Obat antiretroviral digunakan dalam pengobatan infeksi HIV. Obat-obatan ini bekerja melawan infeksi itu sendiri dengan cara memperlambat reproduksi HIV dalam tubuh.

Bagaimana cara kerja obat antiretroviral?

Dalam suatu sel yang terinfeksi, HIV mereplikasi diri, yang kemudian dapat menginfeksi sel-sel lain dalam tubuh yang masih sehat. Semakin banyak sel yang diinfeksi HIV, semakin besar dampak yang ditimbulkannya terhadap kekebalan tubuh (immunodeficiency). Obat-obatan antiretroviral memperlambat replikasi sel-sel, yang berarti memperlambat penyebaran virus dalam tubuh, dengan mengganggu proses replikasi dengan berbagai cara.

* Penghambat Nucleoside Reverse Transcriptase (NRTI)

HIV memerlukan enzim yang disebut reverse transcriptase untuk mereplikasi diri. Jenis obat-obatan ini memperlambat kerja reverse transcriptase dengan cara mencegah proses pengembangbiakkan materi genetik virus tersebut.

* Penghambat Non-Nucleoside Reverse Transcriptase (NNRTI)

Jenis obat-obatan ini juga mengacaukan replikasi HIV dengan mengikat enzim reverse transcriptase itu sendiri. Hal ini mencegah agar enzim ini tidak bekerja dan menghentikan produksi partikel virus baru dalam sel-sel yang terinfeksi.

* Penghambat Protease (PI)

Protease merupakan enzim pencernaan yang diperlukan dalam replikasi HIV untuk membentuk partikel-partikel virus baru. Protease memecah belah protein dan enzim dalam sel-sel yang terinfeksi, yang kemudian dapat menginfeksi sel yang lain. Penghambat protease mencegah pemecah-belahan protein dan karenanya memperlambat produksi partikel virus baru.

Obat-obatan lain yang dapat menghambat siklus virus pada tahapan yang lain (seperti masuknya virus dan fusi dengan sel yang belum terinfeksi) saat ini sedang diujikan dalam percobaan-percobaan klinis.

Apakah obat antiretroviral efektif?

Penggunaan ARV dalam kombinasi tiga atau lebih obat-obatan menunjukkan dapat menurunkan jumlah kematian dan penyakit yang terkait dengan AIDS secara dramatis. Walau bukan solusi penyembuhan, kombinasi terapi ARV dapat memperpanjang hidup orang penyandang HIV-positif, membuat mereka lebih sehat, dan hidup lebih produktif dengan mengurangi varaemia (jumlah HIV dalam darah) dan meningkatkan jumlah sel-sel CD4+ (sel-sel darah putih yang penting bagi sistem kekebalan tubuh).

Supaya pengobatan antiretroviral dapat efektif untuk waktu yang lama, jenis obat-obatan antiretroviral yang berbeda perlu dikombinasikan. Inilah yang disebut sebagai terapi kombinasi. Istilah ‘Highly Active Anti-Retroviral Therapy’ (HAART) digunakan untuk menyebut kombinasi dari tiga atau lebih obat anti HIV.

Bila hanya satu obat digunakan sendirian, diketahui bahwa dalam beberapa waktu, perubahan dalam virus menjadikannya mampu mengembangkan resistensi terhadap obat tersebut. Obat tersebut akhirnya menjadi tidak efektif lagi dan virus mulai bereproduksi kembali dalam jumlah yang sama seperti sebelum dilakukan pengobatan. Bila dua atau lebih obat-obatan digunakan bersamaan, tingkat perkembangan resistensi dapat dikurangi secara substansial. Biasanya, kombinasi tersebut terdiri atas dua obat yang bekerja menghambat reverse transcriptase enzyme dan satu obat penghambat protease. Obat-obatan anti retroviral hendaknya hanya diminum di bawah pengawasan medis.

Mengapa ARV tidak siap tersedia?

Di negara-negara berkembang, hanya sekitar 5% dari mereka yang membutuhkan dapat memperoleh pengobatan antiretroviral, sementara di negera-negara berpendapatan tinggi akses tersebut hampir universal. Masalahnya adalah harga obat-obatan yang tinggi, infrastruktur perawatan kesehatan yang tidak memadai, dan kurangnya sumber pembiayaan, menghalangi penggunaan perawatan kombinasi ARV secara meluas di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Sebanyak 12 obat-obatan ARV telah diikutsertakan dalam Daftar Obat-obatan Esensial WHO (WHO Essential Medicines List). Diikutsertakannya ARV dalam Daftar Obat-obatan Esensial WHO akan mendorong pemerintah di negara-negara dengan epidemi tinggi untuk lebih memperluas pendistribusian obat-obatan esensial tersebut kepada mereka yang memerlukannya. Sementara itu, meningkatnya komitmen ekonomi dan politik di tahun-tahun terakhir ini, yang distimulir oleh orang yang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA), masyarakat sipil dan mitra lainnya, telah membuka ruang bagi perluasan akses terhadap terapi HIV secara luar biasa.

Perawatan jenis apakah yang tersedia ketika akses ARV tidak tersedia?

Unsur-unsur perawatan lain dapat membantu mempertahankan kualitas hidup tinggi saat ARV tidak tersedia. Unsur-unsur ini meliputi nutrisi yang memadai, konseling, pencegahan dan pengobatan infeksi oportunistik, dan menjaga kesehatan pada umumnya.

Apakah PEP itu?

Perawatan Pencegahan Pasca Pajanan terdiri dari pengobatan, tes laboratorium dan konseling. Pengobatan PEP harus dimulai dalam hitungan jam dari saat kemungkinan pajanan HIV dan harus berlanjut selama sekitar empat minggu. Pengobatan PEP belum terbukti dapat mencegah penularan HIV. Kendatipun demikian, kajian-kajian penelitian menunjukkan bahwa bila pengobatan dapat dilaksanakan lebih cepat setelah kemungkinan pajanan HIV (idealnya dalam waktu dua jam dan tak lebih dari 72 jam setelah pajanan), pengobatan tersebut mungkin bermanfaat dalam mencegah infeksi HIV.
Kepatuhan Pasien Minum Obat
DEFINISI
Perilaku pasien yang mentaati semua nasihat dan petunjuk yang dianjurkan oleh kalangan tenaga medis, seperti dokter dan apoteker. Segala sesuatu yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan pengobatan, salah satunya adalah kepatuhan minum obat. Hal ini merupakan syarat utama tercapainya keberhasilan pengobatan yang dilakukan.

DEFINISI CORCONDANCE
Adalah suatu proses pengobatan, dimana pasien dan tenaga kesehatan menjadi mitra bersama dalam mencapai solusi terbaik untuk setiap masalah kesehatan yang dihadapi pasien. Pasien dan tenaga kesehatan membuat kesepakatan bersama tentang pengobatan dan perawatan masalah kesehatan yang dihadapi oleh pasien.

CARA MENINGKATKAN KEPATUHAN
1.Memberikan informasi kepada pasien akan manfaat dan pentingnya kepatuhan untuk mencapai keberhasilan pengobatan.
2.Mengingatkan pasien untuk melakukan segala sesuatu yang harus dilakukan demi keberhasilan pengobatan melalui telepon atau alat komunikasi lain.
3.Menunjukan kepada pasien kemasan obat yang sebenarnya atau dengan cara menunjukan obat aslinya.
4.Memberikan keyakinan kepada pasien akan efektivitas obat dalam penyembuhan.
5.Memberikan informasi resiko ketidakpatuhan.
6.Memberikan layanan kefarmasian dengan observasi langsung, mengunjungi rumah pasien dan memberikan konsultasi kesehatan
7.Menggunakan alat bantu kepatuhan seperti multikompartemen atau sejenisnya.
8.Adanya dukungan dari pihak keluarga teman dan orang – orang disekitarnya untuk selalu mengingatkan pasien, agar teratur minum obat demi keberhasilan pengobatan.
9.Apabila obat yang digunakan hanya dikonsumsi sehari satu kali, kemudian pemberian obat yang digunakan lebih dari satu kali dalam sehari mengakibatkan pasien sering lupa, akibatnya menyebabkan tidak teratur minum obat.

JENIS – JENIS KETIDAKPATUHAN (NON COMPLIANCE)
Ketidakpatuhan yang disengaja
( intentional non compliance )

Ketidakpatuhan yang tidak disengaja
(unintentional non compliance )

Ketidakpatuhan yang disengaja ( intentional non compliance )
1.Keterbatasan biaya pengobatan
2.Sikap apatis pasien
3.Ketidakpercayaan pasien akan efektivitas obat

Ketidakpatuhan yang tidak disengaja (unintentional non compliance )
1.Pasien lupa minum obat
2.Ketidaktahuan akan petunjuk pengobatan
3.Kesalahan dalam hal pembacaan etiket

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETIDAKPATUHAN PASIEN ( NON COMPLIANCE )
Lima faktor yang perlu diperhatikan untuk menghindari ketidakpatuhan pasien adalah ;
1.Penyakit pasien
2.Individu pasien
3.Sikap dokter
4.Obat yang diberikan
5.Lingkungan pengobatan

AKIBAT NON COMPLIANCE
A.Bertambah parahnya penyakit atau penyakit cepat kambuh lagi
B.Terjadi toksisitas
C.Keracunan

PERAN APOTEKER DALAM KASUS NON COPLIANCE
Apoteker sebagai drug informer
Sumpah apoteker “ kesehatan pasien senantiasa akan saya utamakan “

CARA MENGETAHUI NON COMPLIANCE
1.Melihat hasil terapi secara berkala
2.Memonitor pasien kembali datang untuk membeli obat pada periode selanjutnya setelah obat itu habis
3.Melihat jumlah sisa obat
4.Langsung bertanya kepada pasien mengenai kepatuhannya terhadap pengobatan.

MENGUKUR TINGKAT KEPATUHAN
1.Metoda pengukuran langsung ( pengukuran konsentrasi obat atau metabolitnya dalam darah atau urin )
2.Metoda pengukuran tidak langsung meliputi wawancara dengan pasien, penilaian hasil pemeriksaan klinis.
FARMASI dan ISLAM
Beliau adalah anak seorang ahli farmasi (dikenali sebagai apoteker). Beliau terkenal melalui tulisannya dalam bahasa Arab tentang meteria medica dan rawatan. Salah satunya berjudul al-Mushajjar al-Kabir yang menyusun daftar penyakit serta obat-obatnya dan juga pola makanan yang berkaitan. Masawayh juga mengusulkan penggunaan beberapa tumbuhan untuk meningkatkan sistem pertahanan tubuh terhadap penyakit. Beliau menyeru para dokter agar menggunakan hanya satu obat untuk satu penyakit berdasarkan prinsip empiriks dan analogi.

Bahan yang banyak digunakan dalam terapi perobatan Arab adalah kamfora. Menurut Masawayh bahan ini berasal dari China dan dibawa ke Arab melalui perdagangan dengan India dan Parsi. Menurutnya lagi, sandalwood yaitu bahan yang digunakan untuk menghasilkan minyak wangi, baik yang jenis kuning, putih atau merah juga datang dari India. Bahan-bahan seperti ini digunakan dalam sediaan farmasi Islam pada abad ke-8 (atau lebih awal lagi) dan lewat ini istilah farmasi terbentuk dalam Islam.

Abu Hasan Ali bin Sahl Rabban al-Tabari

Beliau dilahirkan pada 808, sahabat dari Masawayh. Pada usia 30 tahun beliau diperintahkan untuk ke kota Samarra oleh Khalifah Mu’tasim (833-842) untuk mengabdi sebagai dokter. Tabari menulis banyak buku kedokteran, yang terkenal adalah Syurga Hikmah yang membicarakan tentang tingkah laku manusia, kosmologi, embriologi, psikoterapi, kebersihan, pola makan dan penyakit (akut dan kronik) serta cara merawatnya. Buku ini juga memuat kisah-kisah kedokteran abstrak serta petikan dari referens yang berbahasa India. Bukunya juga mengandung beberapa bab tentang meteria medika, makanan biji-bijian, kegunaan terapeutik hewan serta organ-organ burung dan juga campuran obat-obatan termasuk cara membuatnya.

Tabari juga menyarankan agar nilai terapeutik setiap obat digunakan berdasarkan tujuan-tujuan tertentu dan dokter harus pandai membuat pilihan yang terbaik. Beliau pernah menguraikan dengan terperinci penggunaan sesuatu bahan sebagai bahan terapeutik, termasuk cara-cara menyimpannya sambil memperingatkan tentang bahaya yang ada pada bahan tersebut. Contohnya peringatan terhadap penggunaan satu mithqal (lebih kurang 4 gram) candu bisa menyebabkan tidur ataupun kematian.

Sabur b. Sahl

Beliau merupakan orang pertama menulis formula pertama dalam sejarah Islam. Formula ini dikenali sebagai Agradadhin. Sabur meninggal dunia pada 869. Dalam tulisannya, beliau memberikan resep kedokteran tentang kaedah dan teknik meracik obat, tindakan farmakologinya, dosis-dosisnya untuk setiap sekali pengunaan. Formula-formula ini disusun berdasarkan jenis sediaan: tablet, serbuk, salap, sirup dan sebagainya. Banyak dari resep-reses ini menunjukkan persamaan dengan dokumen dari Asia Barat dan Yunani-Roman.Formula ini ditulis untuk ahli-ahli farmasi apakah di apotik ataupun di hospital. Oleh itu, hampir selama 200 tahun formula ini digunakan sebagai panduan ahli farmasi di seluruh dunia Islam.

Zayd Hunayn b. Ishaq al-Ibadi (809-873)

Sumbangan beliau tidak kurang pentingnya kepada praktek farmasi dan kedokteran Arab. Beliau adalah anak dari seorang apoteker. Hunayn diantar ke Baghdad, yang pada saat itu merupakan pusat pendidikan Islam terpenting untuk mengikuti pendidikan dalam perawatan. Beliau kemudian ke Syria, Mesir dan negara sekitarannya untuk mendalami lagi latihannya. Setelah beliau kembali ke Baghdad, beliau sudah mahir tentang asal-usul perobatan Yunani khususnya yang diterjemahkan dalam Bahasa Syria.
Obat Flu Penyebab Stroke !!
pernah dengar kabar obat flu yang beredar di indonesia dapat mengakibatkan STROKE ?? ternyata kabar itu benar !! hhhmmm….yok kita bahas mengapa obat Flu yang beredar di indonesia dan sudah beredar lebih dari 20 tahun ternyata dapat menyebabkan STROKE.

kita bahas satu persatu yuk apa bahan kimia utama yang terkandung dalam 1 butir obat Flu

1. Phenylpropanolamin (PPA) adalah salah satu jenis obat yang sering dijumpai pada komposisi obat flu. Efeknya adalah untuk melonggarkan hidung (dekongestan) yang tersumbat dengan cara menciutkan pembuluh darah di sekitar mukosa hidung sehingga Hidung akan terasa plong…atau istilahnya menyebabkan vasokonstriksi perifer. bisa juga menggunakan zat lain seperti fenilefrin, pseudoefedrin dan efedrin.

2. parasetamol sebagai Analgesik dan antipiretik Secara umum obat golongan ini mempunyai cara kerja obat yang dapat meringankan rasa sakit dan menurunkan demam. Zat aktif yang memiliki khasiat analgesik sekaligus antipiretik yang lazim digunakan dalam obat flu

3. deksklorfeniramin maleat sebagai Antihistamin adalah suatu kelompok obat yang dapat berkompetisi melawan histamin, yaitu salah satu mediator dalam tubuh yang dilepas pada saat terjadi reaksi alergi. Zat aktif yang termasuk golongan ini antara lain klorfeniramin maleat.

4. gliseril guaiakolat, ammonium klorida, bromheksin sebagai ekspektoran dan mukolitik digunakan untuk batuk berdahak jika flu disertai dengan batuk berdahak, dimaksudkan untuk mempermudah pengeluaran dahak.

5. dekstrometorfan HBr dan difenhidramin HCl sebagai Antitusif yaitu obat yang bekerja pada susunan saraf pusat menekan pusat batuk dan menaikkan ambang rangsang batuk

itu beberapa obat atau zat kimia obat yang biasa terkandung dalam 1 tablet obat flu, dari beberapa zat aktif tersebut ada 1 zat aktif obat yang dapat menyebabkan STROKE yaitu Phenylpropanolamin (PPA) !!! mengapa demikian ?? kok menyebabkan STROKE bisa dimasukan ke dalam formulasi obat ?? mari kita bahas apa dan bagaimana sebenarnya si Phenilpropanolamin ini dapat menyebabkan STROKE

Mekanisme kerja Phenilpropanolamin pada obat Flu adalah sebagai dekongestan karena dapat menciutkan pembuluh darah di sekitar mukosa hidung sehingga bereaksi pada Hidung yang tersumbat, pada dosis normal.

Mengapa PPA dapat memicu stroke ??

Stroke yang terjadi pada penggunaan PPA adalah Stroke hemoragik yaitu stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak dan menyebabkan gumpalan darah yang sangat mengganggu ungsi saraf dan kinerja otak. Stroke hemoragik umumnya berakibat lebih fatal daripada stroke iskemik, bahkan bisa menyebabkan kematian. Stroke hemoragik dapat terjadi jika tekanan darah sangat tinggi, sehingga pembuluh darah tidak kuat menahannya, dan akibatnya robek. Nah.. seperti disebutkan di atas, PPA ini bersifat vasokonstriktor, yaitu menciutkan pembuluh darah yang dapat membuat tekanan darah tinggi (seperti analogi selang air yang ditekan maka air yang mengalir akan semakin cepat karena tekanannya semakin tinggi daripada tidak ada tekanan)

Sebenarnya apa yang menyebabkan efek vasokonstriksi PPA lebih tinggi ??

antara dosis dan efek samping ada hubungan berbanding lurus yaitu semakin tinggi dosis suatu obat maka efek samping dari obat tersebut juga semakin meningkat, di masyarakat amerika PPA banyak dijumpai pada diet pill untuk melangsingkan tubuh, contohnya Dexatrim dan Acutrim. Dalam pil pelangsing tersebut, PPA digunakan dalam dosis 75-150 mg/sehari Bagaimana mekanismenya dalam menekan nafsu makan, belum diketahui secara pasti, namun diduga bekerja langsung pada sistem saraf pusat yang mengontrol pusat lapar. Sebuah penelitian melaporkan bahwa PPA menekan produksi neuropeptide Y (NPY), suatu senyawa yang memicu nafsu makan di otak. pada dosis tersebut PPA memang benar dapat menyebabkan STROKE hemoragik karena efek farmakologi sebagai vasokonstriksi pembuluh darah terjadi di seluruh tubuh sehingga dapat menyebabkan tekanan darah diseluruh tubuh meningkat dan memicu kejadian pecahnya pembuluh darah otak.

TAPI !!! penggunaan PPA pada produk obat Flu yang beredar di indonesia relatif kecil yaitu sekitar 25-30 mg jauh dibawah dosis untuk pelangsing di AS yang mencapai 75-150 mg sehari. Selain itu, wanita AS yang dilaporkan mengalami stroke hemoragik juga biasanya mengkonsumsi PPA secara over dosis (sampai 300-350 mg sehari).

Masih amankah obat flu yang mengandung Phenilpropanolamin ?

Tim peneliti yang melaporkan risiko stroke pada penggunaan PPA menyatakan bahwa memang dosis berperan dalam menentukan risiko kejadian stroke. Jadi jika dipakai dalam dosis kecil seperti yang terdapat pada obat flu, sebenarnya masih aman.

Namun, jika seseorang sudah punya penyakit hipertensi atau punya riwayat hipertensi keluarga, mungkin perlu waspada untuk menggunakan obat-obat flu yang mengandung PPA. Sebagai informasi, saat ini di Indonesia banyak produsen yang mengganti PPA dengan pseudoefedrin, yang dilaporkan relatif kurang menyebabkan efek peningkatan tekanan darah.

Jadi, ….

1. tidak perlu takut pada obat Flu yang mengandung PPA yang beredar di Indonesia karena dosis yang masih rendah 25-30 mg sehari apa lagi ditambah dengan kebijakan BPOM untuk mengurangi dosis PPA pada obat Flu yaitu 15-30 mg sehari

2. jangan berlebihan dosis minum obat karena tidak ada obat yang tidak memiliki efek samping sama sekali hanya saja kita dapat meminimalisir efek samping tersebut yaitu dengan minum sesuai dengan peresepan dokter dan saran apoteker karena obat yang sama dapat bereaksi lain-lain pada dosis yang berbeda-beda

3. baca aturan pakai, jika sakit berlanjut hubungi dokter
“Seven Stars Pharmacy”
1. Leader
Farmasis harus memiliki karakter seorang pemimpin.
Kepemimpinan sangat berkaitan dengan kesadaran akan arti diri, dan penetapan tujuan bersama. Bagaimana membawa kelompok yang dipimpin untuk mencapai tujuan bersama.

Nabi Muhammad adalah teladan. Dalam bimbingan nabi, bangsa Arab mencapai posisi yang tidak pernah dicapai sebelumnya. Tekad yang kuat dalam mencapai tujuan, dibingkai langkah-langkah strategis, membimbing ummat menuju kecemerlangan dalam mencapai tujuan. Keteguhan tekad dalam mencapai tujuan. Karakter itu yang mutlak harus dimiliki seorang pemimpin.

2. Decision Maker
Farmasis harus dapat mengambil keputusan dengan bijak, tepat dan cepat.
Pengambilan keputusan memerlukan kemampuan untuk memahami persoalan dengan utuh, menentukan keputusan di antara pilihan-pilihan, serta ketegasan setelah menetapkan keputusan. Di tengah-tengah situasi genting, dengan banyak alternatif, farmasis harus dapat mengambil keputusan dengan baik.

Nabi Muhammad memberi contoh. Keputusan beliau menyelesaikan sengketa batu Kabah membawa kepuasan bagi semua pihak. Sebuah keputusan cerdas yang membawa semangat win-win solution.

3. Communicator
Farmasis harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik.
Komunikasi yang baik harus mencakup perkataan yang jelas dan ringkas. Memberikan konsultasi, informasi dan edukasi dengan cara yang bijak. Salah satu kemampuan komunikasi yang penting adalah kemampuan mendengar. Mendengar untuk mengerti, mengerti kondisi pasien sepenuhnya.

Nabi Muhammad memberi contoh. Ucapan-ucapan beliau adalah ucapan yang ringkas, tetapi tetap jelas. Beliau sering mengulangi perkataannya hingga tiga kali untuk memastikan bahwa pendengarnya benar-benar memahami apa yang beliau sampaikan.

4. Teacher
Farmasis harus mendidik calon farmasis atau farmasis muda.
Pembinaan pada penerus harus terus dilakukan. Regenerasi profesi farmasi adalah sesuatu yang harus berjalan. Bagaimana membimbing dan mengarahkan calon farmasis dalam mengembangkan diri.

Nabi Muhammad merupakan teladan. Ia adalah seorang pendidik yang mampu mengelaborasi potensi-potensi para sahabat menjadi prestasi-prestasi puncak. Mengembangkan potensi generasi muda sesuai bakat dan kecenderungan masing-masing.

5. Long Life Learner
Farmasis harus senantiasa mengembangkan sikap mencari ilmu sepanjang hayat.
Mengikuti perkembangan ilmu kefarmasian. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Semangat untuk terus belajar seumur hidup.

Nabi Muhammad sangat menekankan hal ini. Beliau senantiasa menganjurkan pengikutnya untuk senantiasa giat mencari ilmu. Menyemangati bahwa orang-orang berilmu ditinggikan derajatnya. Bahwa ilmu yang bermanfaat adalah aset yang abadi.

6. Care Giver
Farmasis harus memberikan pelayanan dan perhatian kepada sesama.
Mengembangkan sikap altruis dalam menjalankan profesi. Meningkatkan Quality of Life masyarakat. Mengedepankan aspek sosial daripada aspek bisnis dalam berprofesi.

Nabi Muhammad memberi contoh. Perhatian dan kasih sayangnya begitu melimpah. Bagaimana tidak, risalah yang dibawanya adalah untuk seluruh alam, bukan cuma manusia, tapi hewan dan tumbuhan dan yang lainnya. Hari-harinya dipenuhi kerja keras meringankan beban sesama.

7. Manager
Farmasis harus memiliki kemampuan manajerial yang baik dalam mengelola beragam sumber daya yang tersedia.
Bagaimana menempatkan seseorang pada posisi yang sesuai dengan potensinya. Bagaimana mengatur perencanaan pengadaan inventaris. Bagaimana mengatur skala prioritas dalam pengaturan jadwal kegiatan.

Nabi Muhammad menunjukkan teladan. Beliau menempatkan orang-orang yang tepat pada posisi yang sesuai. Dalam kesehariannya yang dipenuhi berbagai agenda, beliau masih sempat bercengkerama dengan keluarganya, seperti berlomba lari suatu ketika dengan istrinya. Ini tentu menunjukkan bahwa manajemen waktu nabi telah menempatkan semua kegiatan pada skala prioritas yang tepat sehingga semua dapat terlaksana tanpa ada yang dikorbankan. Menjadi farmasis profetik, meneladani Nabi Muhammad dalam menerapkan pedoman seven star pharmacist. Sehingga farmasis menjadi profesi yang dapat memberi manfaat bagi seluruh alam (rahmatan lil alamin), membawa dunia ini ke arah yang lebih baik.

Sponsors

Login |
Google Translate
Arabic Korean Japanese Chinese Simplified Russian Portuguese
English French German Spain Italian Dutch