5


SELAMAT DATANG DI BLOGNYA SYAHRIL_MILAN SEMOGA ANDA PUAS KARENA KEPUASAN ANDA ADALAH TUJUAN KAMI DAN JANGAN LUPA UNTUK BERKUNJUNG KEMBALI DI BLOG INI

Jumat, 25 Februari 2011

Tanpa Diberi Antiseptik, Luka Bisa Disembuhkan dengan Air dan Sabun


Bila anak terjatuh saat bermain sepeda, biasanya orangtua langsung mencari antiseptik atau mengoleskan krim antibiotik pada luka. Tapi penelitian terbaru menemukan bahwa air dan sabun adalah obat terbaik untuk menyembuhkan luka gores atau luka ringan.

Caranya pertama kali luka dibersihkan dengan air mengalir, kemudian dicuci dengan sabun, lalu dibilas lagi dengan air dan selanjutnya dikeringkan dengan handuk bersih yang menyerap air.

Penelitian yang dilakukan pada anak yang dirawat karena infeksi kulit di Johns Hopkins Children's Center di Baltimore, Maryland, menemukan bahwa air dan sabun lebih efektif menyembuhkan luka gores ketimbang krim antibiotik.

Para ilmuwan mengklaim bahwa membersihkan luka anak dengan hati-hati di bawah air keran yang mengalir lebih cepat membantu proses penyembuhan.

Penelitian ini awalnya dilakukan untuk tujuan membandingkan dua antibiotik biasa yang digunakan untuk mengobati infeksi kulit, untuk mengetahui mana yang lebih efektif.

Namun setelah membersihkan luka dari 191 pasien di rumah sakit anak, peneliti justru menemukan cara pilihan obat baru yang lebih efektif, yaitu air dan sabun.

Dalam waktu seminggu, 95 persen dari partisipan telah pulih sepenuhnya, terlepas dari antibiotik yang diterima.

Para peneliti menyimpulkan bahwa rahasia sukses penyembuhan luka adalah pembersihan dan perawatan yang tepat, bukan antibiotik.

"Kabar baiknya adalah kami tidak memberikan antibiotik, tapi hampir semua infeksi kulit sembuh sepenuhnya dalam waktu seminggu. Kabar baik lagi ternyata penyembuhan luka berteknologi rendah, seperti pembersihan, pengeringan dan menjaga area yang terinfeksi tetap bersih, membuat penyembuhan lebih cepat," jelas penulis utama penelitian, Dr Harun Chen, seperti dilansir Dailymail, Jumat (25/2/2011).

Dr Chen menambahkan bahwa menjaga luka selalu bersih menjadi dasar pengobatan infeksi kulit, tetapi lebih banyak dokter sudah mulai meresepkan antibiotik dalam beberapa tahun terakhir, meskipun biaya dan risiko efek samping berkembang seperti resistensi obat.

"Banyak dokter berasumsi bahwa antibiotik selalu diperlukan untuk infeksi bakteri, tetapi ada bukti yang menunjukkan hal ini tidak mungkin terjadi," jelas Paediatrician Dr George Siberry.

Dalam penelitian ini diteliti 191 anak berusia 6 bulan sampai 18 tahun yang dirawat karena infeksi kulit di Johns Hopkins Children's Center di Baltimore, Maryland, antara tahun 2006 dan 2009.

Dari jumlah tersebut, 133 anak terinfeksi bakteri MRSA, yaitu strain virulen yang tidak merespon terhadap kebanyakan antibiotik. Sisanya mengalami infeksi kulit yang sederhana dengan strain non-resisten terhadap bakteri.
Polusi Lalu Lintas Lebih Bahaya dari Kokain


Berhati-hatilah buat orang dengan gangguan jantung saat menghadapi kemacetan parah. Penelitian menemukan bahwa polusi lalu lintas bisa lebih berbahaya ketimbang kokain.

Studi baru yang dilakukan Hasselt University dan Catholic University of Leuven, Belgia, menemukan bahwa asap kendaraan bermotor delapan kali lebih memicu serangan jantung ketimbang menghisap kokain.

Menurut laporan jurnal Lancet, jika seorang penderita penyakit jantung menggunakan kokain, kesempatannya terkena serangan jantung meningkat 26 kali lipat. Namun jika ia terkena asap lalu lintas yang padat, kesempatannya meningkat sebesar lima persen dari 26 kali lipat tersebut.

Berdasarkan data di Inggris, dimana ada kasus serangan jantung sekitar 124.000 setiap tahun, asap lalu lintas dapat memicu serangan jantung 9.200, sedangkan kokain sekitar 1.100, seperti dilansir Telegraph, Jumat (25/2/2011).

Kesimpulan ini dibuat oleh ilmuwan dari Hasselt University dan Catholic University of Leuven, Belgia, setelah mengkaji 36 studi.

"Peningkatan udara yang kita hirup adalah target yang sangat relevan untuk mengurangi timbulnya penyakit ini (jantung) pada populasi umum," jelas Dr Tim Nawrot dari Centre for Environmental Sciences, Hasselt University.

Peneliti menghitung kokain bertanggung jawab sebesar 0,9 persen dari seluruh serangan jantung yang ada, sedangkan polusi lalu lintas menyumbang 7,4 persen.

Risiko penting lainnya adalah kurang aktivitas fisik (6,3 persen), minum alkohol atau kopi (masing-masing 5 persen), emosi (3,1 persen), makan berlebihan (2,7 persen) dan aktivitas seksual (2,2 persen).

Penelitian sebelumnya juga menemukan bahwa partikel kecil dari asap kendaraan (yang disebut partikulat) dapat memperburuk pengerasan pembuluh darah, yang merupakan gejala utama dari penyakit jantung.

Sponsors

Login |
Google Translate
Arabic Korean Japanese Chinese Simplified Russian Portuguese
English French German Spain Italian Dutch