PUASA

Puasa:
Kontrol Komunikasi dan Keserakahan
Oleh : ALSYAHRIL
Mahasiswa Universitas Muslim Indonesia

Keserakahan tidak hanya berarti serakah terhadap harta benda dan kekuasaan tapi juga dapat serakah terhadap komunikasi. Penjelasan sederhana tentang keserakahan berkomunikasi dapat diamati melalui orang-orang yang menguasai pembicaraan, merasa diri paling benar, dan cenderung meremehkan pendapat orang lain. Keserakahan berkomunikasi dapat dicegah atau dikurangi sama sekali melalui puasa.
Imbalan pahala berpuasa dapat berkurang atau sama sekali tidak memperoleh apa-apa bila kita tidak mampu menahan nafsu serakah berkomunikasi. Puasa sama sekali tidak melarang orang berkomunikasi. Namun puasa dapat mengontrol prilaku komunikasi orang yang sedang menjalankan ibadah puasa.
Itulah sebabnya Mariam, ibu Nabi Isa As, memilih diam dan hanya memberikan isyarat-isyarat ketika ia dihujani pertanyaan mengenai kelahiran anaknya. Sikap diam tidak berarti tidak berkomunikasi. Diam adalah bentuk komunikasi yang bersifat nonverbal. Diam dapat menyiratkan sejumlah pesan, dapat bermakna penolakan, perlawanan, ataukah menunjukkan sikap menerima suatu tawaran.
Di sisi lain, diamnya orang yang sedang menjalankan ibadah puasa Ramadhan dapat ditafsirkan sebagai bagian dari ibadah yang dapat meningkatkan kualitas berpuasa dan secara psikologis dapat membuat seseorang lebih sehat, tawadhu, dan berkonsentrasi dalam melakukan aktivitas keseharian. Apalagi bila diamnya diisi dengan zikir. Inilah diam yang paling berkualitas.
Seseorang yang cenderung banyak bicara mengenai sasuatu yang kurang atau sama sekali tidak dipahaminya dapat dikategorikan serakah berkomunikasi. Betapa tidak orang tersebut dapat memberikan penjelasan yang keliru, berbelit-belit, dan tidak menyelesaikan masalah. Orang seperti ini cukup banyak di sekitar kita. Namun melalui bulan suci Ramadhan kita berharap orang yang termasuk kategori seperti ini jumlahnya berkurang.